Sejarah Fakultas Kedokteran UIN Walisongo Semarang
Akar Sejarah UIN Walisongo Semarang
UIN Walisongo Semarang berawal dari pendirian Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo pada 6 April 1970 melalui Keputusan Menteri Agama RI Nomor 30 dan 31 Tahun 1970. Kehadirannya lahir dari kebutuhan masyarakat santri Jawa Tengah akan pendidikan tinggi pasca pesantren yang mampu mengintegrasikan tradisi keilmuan Islam dengan pengembangan ilmu pengetahuan modern.
Sejak awal, IAIN Walisongo telah memiliki lima fakultas yang tersebar di beberapa kota, seperti Semarang, Bumiayu, Demak, Kudus, dan Salatiga. Para ulama dan birokrat santri berperan penting dalam perintisan yang telah dimulai sejak tahun 1963. Nama “Walisongo” dipilih sebagai simbol nilai-nilai inklusif, moderat, dan transformatif yang menjadi ruh perjalanan institusi ini.
Pada 17 Oktober 2014, melalui Peraturan Presiden Nomor 130 Tahun 2014, IAIN Walisongo resmi bertransformasi menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Reputasi akademik universitas semakin kuat dengan diperolehnya Akreditasi Institusi “A” dari BAN-PT pada tahun 2019.
Lahirnya Gagasan Pendirian Fakultas Kedokteran
Sebagai universitas riset dengan visi “Universitas Islam Riset Terdepan Berbasis Kesatuan Ilmu Pengetahuan untuk Kemanusiaan dan Peradaban 2038”, UIN Walisongo melihat pentingnya kontribusi nyata dalam bidang kesehatan. Pendirian Fakultas Kedokteran (FK) menjadi langkah strategis untuk melahirkan tenaga kesehatan yang berakhlak, humanis, dan mampu menjadi pelindung masyarakat.
Upaya merintis FK telah dimulai jauh sebelum fakultas ini berdiri secara resmi.
Tahapan Perintisan
1. Benchmark & Perencanaan Awal (2013–2015)
- 2013: Benchmark ke UIN Maulana Malik Ibrahim Malang terkait pendirian Fakultas Kedokteran.
- 2014: Rencana pendirian FK tertuang dalam RIP dan Renstra UIN Walisongo seiring transformasi dari IAIN menjadi UIN.
- 2014: Pembukaan program studi kesehatan sebagai embrio FK melalui pendirian Prodi Gizi di bawah Fakultas Psikologi dan Kesehatan.
2. Pembentukan Tim & Penyusunan Proposal (2016–2018)
- 2016: Pembentukan Tim Persiapan Pembukaan Prodi Kedokteran dan Profesi Dokter (SK Rektor Nomor 1149 Tahun 2016).
- 2016–2018: Penyusunan proposal pembukaan program studi dengan belajar dari FK PTKIN lain seperti UIN Malang dan UIN Makassar.
3. Penguatan Regulasi & Dukungan Kebijakan (2022)
- 2022: Moratorium dicabut melalui Kepmendikbudristek Nomor 471/P/2022.
- 2022: Terbitnya Keputusan Dirjen Diktiristek Nomor 139/E/KPT/2022 tentang prosedur pembukaan prodi kedokteran memantik kembali proses percepatan.
4. Konsolidasi, Kemitraan, dan Penguatan Ekosistem Pendidikan Dokter (2023)
- 23 Februari 2023: Penjajakan rekomendasi dengan Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU).
- 3 April 2023: Persetujuan Senat Akademik UIN Walisongo (Surat Nomor 082/Senat-WS/4/2023).
- Tahun 2023: Serangkaian capaian strategis:
- SK Pendirian Calon Fakultas Kedokteran (Nomor 225/2023).
- SK Struktur Organisasi Calon FK (Nomor 227/2023).
- MoU dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (29 Maret 2023).
- Perjanjian Kerja Sama Pendampingan dengan FK UIN Syarif Hidayatullah (2 Mei 2023).
- Kerja Sama Rumah Sakit Pendidikan, meliputi:
- RSUD dr. Gondo Suwarno (RS Pendidikan Utama)
- RS Nasional Diponegoro
- RSJD Dr. Amino Gondohutomo
- RSUD dr. Adhyatama MPH Tugurejo
- Rekomendasi Gubernur Jawa Tengah (Surat Nomor 450.0/691).
- Diskusi, review proposal, dan penyusunan instrumen prodi kedokteran bersama FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Mei 2023)
Arah Masa Depan Fakultas Kedokteran
Pendirian Fakultas Kedokteran UIN Walisongo merupakan tonggak penting dalam perjalanan universitas menuju pusat unggulan ilmu kesehatan berbasis nilai-nilai keislaman. FK UIN Walisongo diharapkan menjadi rumah bagi lahirnya:
1. Dokter yang unggul dan kompeten
2. Tenaga kesehatan yang humanis dan berakhlak
3. Insan akademik yang kontributif bagi peradaban dan kemanusiaan
Dengan dukungan jejaring rumah sakit, kolaborasi nasional, dan kekuatan integrasi ilmu, FK UIN Walisongo melangkah mantap menjadi bagian dari solusi kesehatan masyarakat Indonesia